MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pembahasan saya kali ini akan membahas tentang masalah Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. Pertama-tama kita harus mengetahui apa itu
Masyarakat ? . Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara
utamanya dalam bermata pencaharian.
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di
daerah perkotaan seperti Jakarta. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang
lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata
pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa
kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya
kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan.
Selain peningkatan jumlah penduduk, tingkat pengangguran di kota juga
semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya laju urbanisasi di
kota-kota besar dan kurangnya lapangan pekerjaan. Penyebab ini mengakibatkan
kekecewaan masyarakat desa yang sebelumnya telah menggantungkan harapannya di
kota.
Untuk mengurangi tingkat pengangguran di perkotaan, sebaiknya
masyarakat pedesaan yang berharap mendapatkan kehidupan yang yang lebih layak
di kota lebih berfikir ulang untuk melakukannya. Karena jika hal itu terjadi,
bukan mereka saja yang akan merasakan kekecewaan, masyarakat kota sendiripun
akan terbebani karena kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik terhambat. Selain itu juga tingkat pengangguran akan semakin meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Mengulas tentang Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat.
1. Pengertian Masyarakat
Pedesaan
2. Pengertian Masyarakat
Perkotaan
3. Perbedaan Masyarakat
Pedesaan dan Perkotaan
1.3 Tujuan Permasalahan
1. Mengetahui pengertian
Masyarakat Pedesaan
2. Mengetahui pengertian
Masyarakat Perkotaan
3. Mengetahui perbedaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
1.4 TUJUAN
1. Agar lebih paham
tentang pengertian Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan.
2. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti mata kuliah dan tugas Ilmu Sosial Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Masyarakat Pedesaan
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan sendiri
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin
yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang
sangat kuat yang hakekatnya.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat
pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan
4. Sebagian besar warga
masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
Pengertian desa menurut para ahli:
a. Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di
bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
b. R. Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan daerah lain
c. Sutarjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di
bawah camat
d. William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah
terbatas.
e. S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian
dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.
f. Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
g. Menurut Rouceck dan Warren ciri-ciri masyarakat
pedesaan adalah sebagai berikut.
1. Kelompok penduduk yang bermatapencaharian
utama di daerah tertentu dan mempunyai peran yang cukup besar.
2. Komunikasi keluarga terjalin secara langsung,
mendalam, dan informal.
3. Suatu kelompok dibentuk berdasarkan faktor
geografis.
4. Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.
5. Mobilitas penduduk rendah, baik mobilitas yang
bersifat horizontal (perpindahan tempat) maupun mobilitas sosial (status
sosial).
6. Keluarga di pedesaan yang masih tradisional
memiliki banyak fungsi, khususnya sebagai unit ekonomi.
h.
Menurut Dirjen Pembangunan Desa, wilayah
pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Perbandingan tanah dengan manusia (man land
ratio) yang besar.
2. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani (agraris).
3. Penduduknya masih bersifat tradisional.
Secara umum pedesaan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan
alam.
2. Pertanian sangat bergantung pada musim.
3. Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan
kerja.
4. Struktur perekonomian bersifat agraris.
5. Hubungan antarmasyarakat desa berdasarkan
ikatan kekeluargaan yang erat (gemmeinschaft).
6. Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial
kontrol ditentukan oleh moral dan hukum informal.
7. Norma agama dan hukum adat masih kuat.
Klasifikasi desa,
berdasarkan :
A. Luas wilayahnya
1. Desa terkecil, luasnya wilayah kurang dari 2 km2
2. Desa kecil, luasnya wilayah antara
2 km2 - 4 km2
3. Desa sedang, luasnya wilayah antara
4 km2 - 6 km2
4. Desa besar, luasnya wilayah antara
6 km2 - 8 km2
5. Desa terbesar, luasnya wilayah antara 8 km2 -10 km2
B. Kepadatan penduduknya
1. Desa terkecil, kepadatan penduduknya kurang dari 100 jiwa/km2
2. Desa kecil, kepadatan penduduknya antara 100-500 jiwa/km2
3. Desa sedang, kepadatan penduduknya antara 500-1.500 jiwa/km2
4. Desa besar, kepadatan penduduknya antara 1.500-3.000 jiwa/km2
5. Desa terbesar, kepadatan penduduknya antara 3.000-4.500 jiwa/km2
C. Jumlah penduduknya
1. Desa terkecil,
penduduknya berjumlah kurang dari 800 orang
2. Desa kecil, penduduknya
berjumlah antara 800 – 1600 orang
3. Desa sedang, penduduknya
berjumlah antara 1600 - 2400 orang
4. Desa besar, penduduknya
berjumlah antara 2400 – 3200 orang
5. Desa terbesar, penduduknya
berjumlah lebih dari 3200 orang
D. Potensi desa yang dominan
1. Desa nelayan
2. Desa persawahan
3. Desa perladangan
4. Desa perkebunan
5. Desa peternakan
6. Desa kerajinan (industri kecil)
7. Desa industri besar
8. Desa jasa dan perdagangan
E. Perkembangannya
1. Desa tradisional
· Letaknya terpencil dan
terasing
· Pemenuhan kebutuhan
sangat bergantung pada alam
2. Desa swadaya
· Administrasi desa belum
dilaksanakan dengan baik
· Lembaga desa belum
berfungsi dengan baik
· Tingkat pendidikan dan
produktifitas masih rendah
· Sebagian besar kehidupan
penduduknya masih bergantung pada alam
· Hasil kegiatan
penduduknya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
3. Desa swakarya
· Lembaga sosial desa dan
pemerintahan sudah berfungsi
· Administrasi desa sudah
mulai berjalan
· Adat istiadat sudah mulai
longgar
· Mata pencarian penduduk
sudah mulai beragam
· Sudah melakukan hubungan
dengan daerah di sekitarnya
· Mobilisasi semakin
terlihat
4. Desa swasembada
· Sarana dan prasarana desa
sudah lengkap
· Pengelolaan administrasi
sudah dilakukan dengan baik
· Pola piker masyarakat
sudah maju dan rasional
· Mata pencarian penduduk mulai bergeser dari pertanian ke bidang jasa
dan perdagangan
F. Potensi fisik dan
nonfisik
1. Desa terbelakang
2. Desa sedang berkembang
3. Desa maju
G. Aktivitasnya
1. Desa agraris, yaitu desa
yang kebanyakan mata pencarian penduduknya berada di sektor pertanian,
peternakan dan perkebunan.
2. Desa industry, yaitu desa
yang kebanyakan mata pencarian penduduknya berada pada sektor jasa, industri
dan perdagangan.
3. Desa nelayan, yaitu desa
yang kebanyakan mata pencarian penduduknya berada pada sektor pertambakan dan
perikanan.
H. Ikatannya
1. Desa genealogis, yaitu
suatu desa yang dipersatukan dengan penduduknya yang memiliki hubungan
kekeluargaan atau hubungan darah.
2. Desa territorial, yaitu
suatu desa yang dipersatukan oleh kesamaan kepentingan dan wilayah dengan
batas-batas tertentu.
3. Desa campuran, yaitu suatu
desa yang dipersatukan baik dari hubungan darah maupun kesamaan kepentingan.
Karakteristik
masyarakat pedesaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu
memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku
keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik
dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya
perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian
karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik
masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat
umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3.Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Lugas atau berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang lain
9.Demokratis dan religius
10.Jika berjanji, akan selalu diingat
Tipologi desa.
Menurut Soetardjo
Kartohadikoesoemo (1984:18), tipologi desa terbagi atas 10 jenis yaitu :
1) Desa pertanian adalah
desa yang dibentuk dari sekumpulan manusia yang pertama berupa masyarakat
pertanian. Bersama sama mereka membuka hutan belukar dan masing – masing atau
secara bersamaan mereka mengolah tanah yang kosong untuk ditanami tu buh- tumbuhan
yang dapat menghasilkan bahan – bahan makanan. Maka dari itu, di daerah daerah
yang subur tanahnya kemudian terdapat masyarakat yang besar dan tergabung dalam
ikatan desa yang kuat dan banyak penduduknya.
2) Desa Perikanan dan
Pelayaran adalah Desa yang dibentuk oleh
orang orang penangkap ikan atau oleh orang-orang pelaut yang pekerjaannya
mengangkut barang-barang dagangannya ke seberang lautan. Demikian juga halnya
di tepian-tepian sungai besar.
3) Desa peternakan adalah
desa yang merupakan desa dimana penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai
peternak.
4) Desa pasar (dagang)
adalah desa dimana orang-orang dari berbagai jurusan dapat bertemu satu dengan
yang lain untuk menjual dan membeli barang-barang yang dihasikan masyarakat sehingga
terjadilah pasar. Di dekat pasar tersebut semakin lama tumbuh suatu masyarakat
dari orang-orang yang pekerjaannya membeli dan menjual barang-barang yang
dibutuhkan di tempat lain.
5) Desa istirahat adalah
suatu tempat dimana kendaraan yang berjalan dari jarak jauh biasa diberhentikan
untuk memberi istirahat kepada hewan yang menarik kendaraan dan kepada
orang-orang yang menjadi pengendara serta para penumpang. Dengan sendirinya
maka di tempat itu berdirilah sebuah warung dimana orang dapat membeli makanan
dan minuman. Lambat laun tidak saja makanan dan minuman, bahkan barang-barang
akan dijual disitu.
6) Desa tambangan adalah
desa dimana tukang-tukang perahu menyebrangkan kendaraan-keandaraan dan
orang-orang dari satu seberang ke seberang lain.
7) Desa tempat keramat
adalah desa yang tumbuh di dekat tempat yang dianggap keramat. Sebuah candi
yang mendapat kunjungan dari masyarakat, makam yang dimuliakan, dan sebagainya,
sering kali tumbuh masyarakat yang nantinya akan berkembang pula menjadi desa.
8) Desa tambakan,setelah
ada orang yang menemukan bibit dari laut yang dapat dipelihara di daratan dan
dalam air asin ternyata menjadi ikan yang lezat rasanya dan diberi nama ikan
bandeng, maka di tepi laut orang membuat kolam dari air laut yang di beri nama
tambak unutk memelihara ikan bandeng tersebut. Dengan demikian di pesisir
tumbuh masyarakat-masyarakat tambakan dari orang-orang yang memelihara ikan
bandeng
9) Desa sumber air adalah
desa yang tumbuh di dekat suatu sumber air yang besar.
10) Desa pertambangan adalah
desa yang tumbuh di dekat wilayaha yang menghasilkan hasil-hasil pertambangan.
Unsur-unsur Desa
Menurut Bintarto dalam Daldjoeni (2003:55), ada tiga unsur yang
membentuk sistem yang bergerak secara berhubungan dan saling terkait, yaitu :
Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografis,
Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk
dan mata pencaharian penduduk,
Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa
termasuk seluk beluk kehidupan masyarakat desa
Ciri-ciri Masyarakat
Pedesaan menurut para ahli:
A. Menurut Anshoriy (2008), dalam
penelitiannya tentang kearifan lingkungan di tanah jawa, bahwa kehidupan
sosiokultural masyarakat di pedusunan (pedesaan) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
-. Suka kemitraan dengan
menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib dijamu bila berkunjung ke
rumah,
-. Mementingkan kesopanan
dalam wujud unggah-ungguh, tata krama, tata susila dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan etika sopan santun.
-. Memahami pergantian musim
(pranata mangsa) yang berkaitan dengan masa panen dan masa tanam,
-. Memiliki pertimbangan dan
perhitungan relijius (hari baik dan hari buruk) dalam setiap agenda dan
kegiatannya,
-. Memiliki toleransi yang
tinggi dalam memaafkan dan memaklumi setiap kesalahan orang lain terutama
pemimpin atau tokoh masyarakat,
-. Mencintai seni dan dekat
dengan alam.
B. Menurut Shahab (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat
pedesaan dapat diidentifikasi sebagai berikut ;
1. Mempunyai sifat homogen
dalam mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan
tingkah laku,
2. Kehidupan desa lebih
menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi yang berarti semua anggota
keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
3. Faktor geografi sangat
berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota keluarga
dengan tanah atau desa kelahirannya,
4. Hubungan sesama anggota
masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota.
C. Menurut dirjen Bangdes (pembangunan desa)
dalam Daljoeni (2003), bahwa ciri – ciri
wilayah desa antara
lain;
1. Perbandingan lahan dengan
manusia cukup besar (lahan desa lebih luas dari jumlah penduduknya, kepadatan
rendah).
2. Lapangan kerja yang
dominan adalah agraris (pertanian)
3. Hubungan antar warga amat
akrab
4. Tradisi lama masih
berlaku..
C. Menurut Roucek – Warren :
• Kelompok primer merupakan kelompok dominan
• Hubungan antar warga bersifat akrab dan awet
• Homogen dalam berbagi aspeknya
• Mobilitas sosial rendah
• Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit
produksi
• Proporsi anak lebih besar
D. Menurut Talcott
Parson :
• Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta,
kesetiaan, dan kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang
lain.
• Orientasi kolektif : meningkatkan kebersamaan, tidak suka
menonjolkan diri, tidak (enggan) berbeda pendapat
• Partikularisme : semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus
untuk tempat atau daerah tertentu saja, perasaan subjektif, rasa kebersamaan
• Askripsi : berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu
keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keharusan
• Kekaburan (Diffusenses) : sesuatu yang tidak jelas terutama dalam
hubungan antarpribadi, tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit (tidak
to the point).
E. Menurut Soerjono
Soekanto :
• Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam
• Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
• Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja
• Struktur perekonomian bersifat agraris
• Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan kekeluargaan
• Perkembangan sosial relatif lambat
• Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal
• Norma agama dan adat masih kuat
• Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam
• Kehidupan petani sangat bergantung pada musim
• Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja
• Struktur perekonomian bersifat agraris
• Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasar ikatan kekeluargaan
• Perkembangan sosial relatif lambat
• Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal
• Norma agama dan adat masih kuat
Sudah banyak literatur menjelaskan bahwa ciri khas desa sebagai suatu
komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity),
keterbelakangan, tradisionalisme, subsistensi, dan keterisolasian (Rahardjo,
1999). Menurut Roucek dan Warren dalamShahab K (2007), secara umum ciri-ciri
kehidupan masyarakat pedesaan dapat diidentifikasi sebagai berikut ;
1) Mempunyai sifat homogen
dalam (matapencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan
tingkah laku),
2) Kehidupan desa lebih
menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi yang berarti semua anggota
keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
3) Faktor geografi sangat
berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota keluarga
dengan tanah atau desa kelahirannya,
4) Hubungan sesama anggota
masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota,
5) Jumlah anak yang ada
dalam keluarga inti lebih besar, dan
6) Hubungan lebih bercorak
gemeinschaft dan gesellschaft.
· FUNGSI DESA
Ø Pertama, dalam hubungan dengan kota, maka desa yang merupakan
“hinterland” atau daerah dukung yang berfungsi sebagai suatu daerah pemberian
bahan makanan pokok.
Ø Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak
kecil artinya.
Ø Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan
desa agraris, desa manufaktur, desa industry, desa nelayan dan sebagainya.
Dari uraian tersebut
maka secara singkat ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia dapat
disimpulkan sebagai berikut:
ü Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan
saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.Hubungan
primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara
musyawarah.
ü Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi
anggota lain bahkan ikut menyelesaikannya.
ü Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur
dan membudaya.
ü Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
ü Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam.
ü Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan
peternakan.
2. Pengertian Masyarakat
Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang
penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan
paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional
yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi –
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor
pribadi.
4. pembagian kerja di antra
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa
6. interaksi yang terjai
lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih
teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial
tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar.
Pola pemukiman di
desa
Kondisi fisik lingkungan merupakan faktor penting dalam proses
memukimi maupun produk yang berupa permukiman (Bockstael, 1996). Pola persebaran
permukiman rural lebih banyak ditentukan oleh faktor fisik lingkungan
dibandingkan pertimbangan-pertimbangan sosio-ekonomik semata (Knox,2004)
(Hardie,1997).
Karakteristik permukiman penduduk yang bercirikan bentuk memanjang
dengan pola mengelompok (clustered), berkepadatan tinggi, dan proporsi bangunan
permanen seimbang dengan bangunan non permanen, berhubungan dengan kondisi
fisik lingkungan maupun kondisi sosial ekonomi penduduk. Terbentuknya pola
persebaran permukiman tertentu dipengaruhi oleh faktor internal penghuni yang
berkait erat dengan kondisi sosial ekonomi penduduk, serta faktor eksternal
yang didominasi oleh faktor fisik lingkungan (Yunus, 1989)(Gustafson, 1998).
Pada setiap lokasi geografis tertentu memiliki kondisi fisik lingkungan dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat yang berbeda-beda, sehingga determinan terbentuknya
pola persebaran permukiman pada masing-masing tempat juga berbeda-beda (Fajita,
1982).
Pengertian Kota
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar. Dari
beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar
yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan
komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial ,
ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam
komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan
kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan
pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan ,
seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan,
dan utilitas umum.
Pengertian kota
menurut para ahli:
1. SMSAI (Standard
Metropolitan Statistical Area) USA – Canada
Kota adalah tempat yang:
Penduduknya 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk
50.000 jiwa.
Merupakan gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah
penduduknya kurang lebih 15.000 jiwa.
Menunjukkan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial.
75% penduduknya bekerja di sektor non pertanian.
Mayoritas penduduk bekerja di kota.
Kepadatan penduduknya 375 jiwa / hektar.
2. Bintarto
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk
asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat
yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.
3. UU No. 22 th.
1999 Tentang Otonomi Daerah
Kota adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
4. Kamus Tata Ruang
Kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar, luas area
terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, dan kepadatan penduduk relatif
tinggi.
5. Louis Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
6. Peraturan
Mendagri RI No. 4 th. 1980
Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrasi wilayah
seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan
kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibukota
kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
7. Jorge E. Hardoy
Ciri-ciri kota
adalah:
a.
Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar
terhadap masa dan tempat.
b.
Bersifat permanen.
c.
Kepadatan minimum terhadap masa dan tempat.
d.
Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang
ditujukan oleh jalur jalan dan ruang-ruang perkotaan yang nyata.
e.
Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja.
f.
Fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yaitu
meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administratif atau pemerintahan, sebuah
pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas intelektual
bersama dengan kelembagaan yang sama.
g.
Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat
hirarkis pada masyarakat.
h.
Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan
sebuah daerah pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah untuk pemasaran
yang lebih luas.
i.
Pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan
setempat.
Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada masa
dan tempat itu.
8. Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar
sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat
kosmopolitan.
9. Arnold Tonybee
Baca juga: Urban Farming: Solusi Tepat Untuk Menghijaukan Kota
Kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu
kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya
masing-masing.
10. Ir. Sutami
Kota dipandang sebagai
koldip (koleksi, distribusi, dan produksi).
11. Grunfield
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih
tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian
nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi
oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
12. Amos Rappoport
Amos Rappoport membagi definisi kota menjadi dua definisi, yaitu
definisi klasik dan definisi moderen.
Definisi klasik
Kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,
terdiri dari kelompok individu-indivudu yang heterogen dari segi sosial.
Definisi Modern
Kota adalah suatu permukiman yang dirumuskan bukan dari ciri morfolgi
kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang efektif melalui
pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.
13. Peraturan
Mendagri No. 2 th. 1987
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai
batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta
permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
14. Alan S. Burger
Kota adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan penduduk
yang heterogen, dimana di kota itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
terintegrasi membentuk suatu sistem sosial dan seterusnya.
15. National Urban
Development Strategy
Kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi dan
jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.
16. John Brickerhoff
Jackson
Kota adalah suatu tempat tinggal manusia yang merupakan manifestasi
dari perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagi unsur seperti
bangunan, jalan dan ruang terbuka hijau.
17. Djoko Sujarto
Kota memiliki pengertian sebagai berikut:
· Demografi
Pemusatan penduduk tinggi dengan kepadatan tinggi dibandingkan dengan
daerah sekitarnya.
· Sosiologi
Adanya sifat heterogen, budaya – urbanisasi yang mendominasi budaya
desa.
· Ekonomi
Adanya proporsi lapangan pekerjaan yang dominan di sekitar non pertanian
seperti industri, pelayanan jasa, transport dan pedagang.
· Fisik
Dominasi wilayah terbangun dan struktur binaan.
· Administrasi
Suatu wilayah wewenang yang dibatasi oleh suatu wilayah yuridikasi
yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku.
18. Marx dan Engels
Kota sebagai perserikatan yang dibentuk guna melindungi hak milik dan
memperbanyak alat-alat produksi dan alat-alat yang diperlukan agar
masing-masing anggota dapat mepertahankan diri. Perbedaan kota dan pedesaaan
menurut mereka adalah pemisahan yang besar antara kegiatan rohani dengan
materi. Individu-individu terbagi dalam kedua jenis tenaga kerja ini, yang
mengakibatkan mereka mengalami alienasi.
19. Bhudy Tjahyati
Soegiyoko
Kota sebagai pusat pelanan jasa, produksi, serta pintu gerbang atau
simpul transportasi bagi kawasan permukiman dan wilayah produksi sekitarnya.
Kota sebagai tempat tinggal sebagian besar penduduk kota, setiap
tahunnya selalu bertambah jumlahnya.
20. Ditjen Cipta
Karya
Kota adalah merupakan permukiman yang berpenduduk relative besar, luas
areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif
tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal
dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional,
ekonomis, dan individualistis
Untuk itu semua , maka fungsi(internal) dan tugas aparatur pemerintah
kota harus ditingkatkan :
a. Aparatur kota harus dapat
menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan
tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b. Kelancaran dalam
pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat
dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c. Masalah keamanan kota
harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk
akan menimbulkan masalah baru.
d. Dalam rangka pemekaran
kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota
dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi
wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Kota yang telah
berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain
sebagai berikut :
a.
Sebagai pusat produksi (production centre).
Contoh: Surabaya, Gresik, Bontang
b.
Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and
commerce). Contoh: Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura dan Poznań
c.
Sebagai pusat pemerintahan (political
capital). Contoh: Jakarta (ibukota Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika
Serikat), Canberra (ibukota Australia)
d.
Sebagai pusat kebudayaan (culture centre).
Contoh: Yogyakarta dan Surakarta
e.
Sebagai penopang Kota Pusat. Contoh :
Tangerang Selatan, Bogor dan Depok
Ciri-ciri kota:
a. Ciri-Ciri Fisik
Di wilayah kota terdapat:
1) Sarana perekonomian seperti pasar atau
supermarket.
2) Tempat parkir yang memadai.
3) Tempat rekreasi dan olahraga.
4) Alun-alun.
5) Gedung-gedung pemerintahan.
b. Ciri-Ciri Sosial
1) Masyarakatnya heterogen.
2) Bersifat individualistis dan materialistis.
3) Mata pencaharian nonagraris.
4) Corak kehidupannya bersifat gesselschaft
(hubungan kekerabatan mulai pudar).
5) Terjadi kesenjangan sosial antara golongan
masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
6) Norma-norma agama tidak begitu ketat.
7) Pandangan hidup lebih rasional.
8) Menerapkan strategi keruangan, yaitu
pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.
Pola
perkembangan kota.
Sebuah wilayah pedesaan dapat berkembang menjadi
wilayah kota karena perkembangan fungsi dan manfaat kota tersebut bagi wilayah
di sekitarnya. Perkembangan kota menurut asalnya dapat dibagi menjadi:
·
Kota pusat perdagangan. Contoh: Makassar, Surabaya, dan Batam.
·
Kota pusat perkebunan. Contoh: Bogor dan Malang.
·
Kota pusat pemerintahan. Contoh: Jakarta.
·
Kota pusat pendidikan. Contoh: Yogyakarta, Bandung
·
Kota pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta, Surakarta, dan kota-kota
kecil di Bali.
Tahap Perkembangan Kota
Sebuah wilayah desa juga dapat berkembang
menjadi wilayah perkotaan menurut perkembangan tingkat besar-kecilnya wilayah,
perilaku warga, dan hal-hal lain yang mendukung terbentuknya pola keruangan
masyarakat kota. Berdasarkan tahapan perkembangannya, para ilmuwan membagi kota
menjadi beberapa tahap:
·
Eupolis. Masyarakat masih tersusun dan berkumpul dalam kelompok-kelompok
kecil serta berbaur dengan kehidupan masyarakat agraris.
·
Polis. Wilayah sudah mulai berkembang namun penduduknya masih hidup
dalam keluarga kecil dan saling melakukan kontrol sosial antar anggota
masyarakat.
·
Metropolis. Kota metropolis ditandai dengan berkurangnya organisasi
sosial, tanda-tanda fisik dapat dilihat berupa bentang alam dan daerah
industri, serta semakin tinggi sikapnya individualisme dan persaingan ekonomi.
Contoh kota metropolis adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.
·
Megapolis. Kota megapolis ditandai dengan semakin meluasnya
aturan-aturan birokrasi sehingga menyebabkan seseorang kesulitan dalam menerima
pelayanan publik. Ciri lain kota metropolis adalah pemusatan kekuasaan berada
pada kekuatan kelompok dan semakin berubah-ubahnya peran sosial individu. Kota
megapolis saat ini berkembang di kota-kota besar di Amerika Serikat. Contoh
kota megapolis adalah Boston.
·
Tiranopolis. Kota tiranopolis ditandai dengan adanya kekuatan massa
dalam kehidupan sosial masyarakat, kehidupan diwarnai dengan aksi demonstrasi,
dan kota tersebut bersifat parasit, artinya untuk mencukupi kebutuhan hidup
warganya tergantung kepada kota lain. Dalam prakteknya, kota tiranopolis belum
bisa kita jumpai dan sebatas hipotesa ilmiah.
·
Netropolis. Netropolis merupakan perkembangan dari kota tiranopolis.
Kota netropolis dtandai dengan terjadinya bahaya perang dan terjadi kelaparan
warga. Sama dengan tiranopolis, kota netropolis saat ini belum bisa kita jumpai
dan baru sebatas hipotesa para ilmuwan.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan
dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
·
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
·
Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
·
Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
·
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan
utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur
pemerintah kota harus ditingkatkan :
·
Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota
. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota
harus dimilikinya .
·
Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus
dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
·
Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau
tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
·
Dalam rangka pemekaran kota harus ditingkatkan kerjasama yang baik
antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi
juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan
dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas
yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar
dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
·
Menekan angka kelahiran
·
Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
·
Membendung urbanisasi
·
Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
·
Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang
telah ada di sekitar kota besar
-
Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
Pengertian
masyarakat perkotaan:
Pengertian dari masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat desa.
Masyarakat kota sangatlah jelas perbedaannya dengan masyarakat desa.
Perbedaan itu meliputi:
· Jumlah dan kepadatan
penduduk,
· Lingkungan hidup,
· Mata pencaharian,
· Corak kehidupan
sosial,
· Stratifikasi sosial,
· Mobilitas sosial,
· Pola interaksi sosial,
· Solidaritas social
dan,
· Kedudukan dalam
hierarki administrasi nasional.
Masyarakat kota dibentuk dari gabungan beberapa masyarakat daerah yang
terletak di sekitar wilayah tersebut. Ciri-ciri perilaku dan kebiasaan
masyarakat kota yang dapat kita saksikan saat ini antara lain:
· Egois. Tumbuhnya sikap
egois disebabkan karena adanya pengaruh individualis sehingga melahirkan
persaingan antar warga.
· Memiliki pekerjaan
yang beraneka ragam. Pekerjaan masyarakat kota pada umumnya bergerak di bidang
jasa dan perdagangan.
· Masyarakat kota
berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan) karena pola pikir masyarakat
kota terbuka dalam menerima budaya pengaruh dari luar.
· Kehidupan keagamaan
masyarakat kota sudah berkurang karena kesibukan kerja, masyarakat menjadi
materialistis, memiliki kontrol sosial rendah, dan emosi keagamaan berkurang.
· Kota memiliki
kesempatan kerja yang luas. Pekerjaan di kota meliputi pekerjaan formal dan non
formal dengan berbagai bidang kehidupan yang ada.
· Penduduk kota tidak
mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan permasalahan seperti halnya warga
desa.
· Kehidupan penduduk
kota bersifat glamour (mewah) karena masyarakat kota memiliki banyak uang untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
· Antar masyarakat kota
terdapat kesenjangan sosial tinggi. Perbedaan antara kaya dan miskin sangat
mencolok dan memberi status sosial bagi masyarakat.
· Penduduk kota umumnya
memiliki tingkat pendidikan tinggi karena kesadaran untuk memenuhi kualifikasi
lapangan pekerjaan yang tersedia.
· Sebagian besar
masyarakat kota bekerja di bidang industri. Tidak terdapat pekerjaan bidang
agraris di wilayah kota.
Walaupun masyarakat perkotaan cenderung bersifat indifidual dan
bersifat seperti yang telah di jabarkan diatas, antara masyarakat perkotaan
dengan pedesaan merupakan satu kesatuan dan bukan merupakan hal yang
terpisahkan. Contoh dalam hubungan tersebut adalah :
Masyarakat perkotaan membutuhkan bahan makanan seperti nasi, buah,
sayur mayur dan lain-lain. bahan-bahan tersebut bisa didapatkan dari masyarakat
desa. Begitu pula sebaliknya, masyarakat desa membutuhkan perlengkapan dari
kota seperti makanan yang sudah diolah, alat transportasi, dan berbagai macam
produksi dari kota untuk memudahkan kehidupan mereka serta meningkatkan taraf
hidup di pedesaan.
3. Perbedaan Masyarakat
pedesaan dan perkotaan
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan
tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa,
pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan
masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri.
Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur
serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
“berlawanan”.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan,
menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama,
hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan
penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian,
walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat
gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan
di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang
peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. menyatakan bahwa di daerah pedesaan
kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan,
lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada
mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu
masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
Ø jumlah dan kepadatan penduduk
Ø lingkungan hidup
Ø mata pencaharian
Ø corak kehidupan sosial
Ø stratifiksi sosial
Ø mobilitas sosial
Ø pola interaksi sosial
Ø solidaritas sosial
Ø kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
4.Aspek Positif Dan Negatif Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan
Beberapa aspek positif dan negatif dari masyarakat pedesaan dan
perkotaan adalah sebagai berikut :
Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan
pertanian,
Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat
istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir,
serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk
mencari penghidupan lain dikota.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah
sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya
terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka
saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya
akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan.Desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis¬jenis pekerjaan tertentu di kota,
misalnya saja buruh bangunan dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di
sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu
masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja
yang tersedia. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan
oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama
pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat
transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang¬bidang
jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri,
misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir¬montir,
elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan
dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan
darat.
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam
hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Sedangkan masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok manusia yang dibatasi
oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritotial, bangsa, golongan dan
sebagainya.
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang tidak tertentu jumlah
penduduknya dan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya masih dikuasai
oleh adat istiadat lama.
Adapun ciri-ciri yang dapat membedakan masyarakat kota dan masyarakat
desa adalah jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian,
corak kehidupan sosial, stratifikasi sosial, mobilitas sosial, pola interaksi
sosial, solidaritas sosial dan kedudukan dalam hierarki sistem administrasi
sosial.
Hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa, keduanya saling
membutuhkan dan saling ketergantungan. Masyarakat kota membutuhkan hasil
produksi dari masyarakat desa, seperti pangan. Begitupun masyarakat desa
membutuhkan hasil produksi dari masyarakat kota, seperti minyak tanah,
transportasi dan sebagainya.
Urbanisasi merupakan proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota.
Sedangkan yang dimaksud dengan urbanisme adalah perilaku hidup atau cara hidup
masyarakat di kota
DAFTAR PUSTAKA
· Jonny Purba, Yayasan
Obor Indonesia 2005, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Jakarta
-
http://kumpulantugassekolahnyarakabintang.blogspot.co.id/2014/11/masyarakat-perkotaan-ciri-ciri-fisik.html
Komentar
Posting Komentar